Selasa, 22 November 2011

Hikayat Mata ke Ranjang

"Dasar mata keranjang!" begitulah umpatan yang sudah jamak didengar.
Kitapun sudah mahfum apa artinya.
Terbersit bayangan kita mata keranjang ibarat keranjang bambu yang banyak lubangnya itu, sehingga bagaikan punya mata banyak yang bisa melihat ke mana-mana.
So, itu kan malah perumpamaan yang baik!
Seperti mata-mata dalam dunia spionase itu.
Lantas mata ke ranjang itu mata yang seperti apa.

Inilah asbabun-nuzulnya mata ke ranjang.
Ini adalah hikayat tentang orang antusias yang penuh minat secara nyeleneh.
Kalau berjumpa dengan lawan jenis yang diminatinya, tatapan matanya langsung berbinar-binar.
Meskipun yang dilihatnya itu lagi duduk di belakang meja kerja atau lagi milih barang-barang di mall atau bahkan lagi nyanyi di panggung, bukan meja lagi yang tampak olehnya akan tetapi tergambar ranjanglah yang terhampar.
Seakan yang ditatapnya itu sedang duduk menantang di ranjang.
Hmmmm...... begitulah pikiran sesat sang "mata ke ranjang".
Kalau ada teman di dekatnya, langsung terlontar ke temannya itu komentar-komentar mesum tentang orang yang ditatapnya.

So ini lebih pada masalah penyimpangan perilaku, meski cuma di alam pikiran saja.
Kitapun sudah tahu macam-macamnya penyimpangan, atau bolehlah disebut secara netral sebagai kecenderungan perilaku yang berkaitan dengan topik yang sedang kita bahas ini.
Untuk sekedar untuk tahu saja, ini nggak usahlah ini kita omong-omongin, semata-mata demi lengkapnya tulisan ini saja.
Sebut saja NARSISME, mengagumi diri sendiri secara berlebihan.  
EKSHIBISIONISME, yang suka memamerkan bagian "paling pribadinya"  kepada orang yang lewat.
VOYEURISME, yang diam-diam suka mengintip atau melihat orang yang sedang telanjang, melepas pakaian, atau melakukan kegiatan intim.
FETISHISME, menjadi terangsang dengan objek tertentu berupa benda fetish, seperti celana dalam, bra hanging,  atau sepatu, ataupun bagian tubuh tertentu, seperti bokong.
TRANSVESTISME, kepuasan emosional dan fisik diperoleh dari menggunakan pakaian yang biasa dipakai lawan jenisnya.
SATIRIASISME, yang orangnya dijuluki Don Juan, yakni keinginan yang tidak henti-hentinya untuk melakukan hubungan intim dengan banyak pasangan yang berbeda.
FROTTEURISME, menggosokkan atau menempelkan bagian tubuh atau memeluk orang lain dengan tidak atas kemauan orang lain, penyalahgunaan situasi ini banyak ditemukan di tempat-tempat di mana kita mau tidak mau berdesak-desakan satu sama lain, contohnya di kereta atau di bis yang penuh sesak.
PEDOFILIA, pada umumnya laki-laki dewasa yang mencari kontak fisik dan seksual dengan anak-anak di bawah 18 tahun. Dibawah UU Perlindungan Anak, pelaku ini dijerat dengan ancaman pidana minimal 3 tahun.
SADOMASOKISME, Sadisme seksual dan masokisme. Sadisme, mengambil nama dari Marquis de Sade (1740-1814) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kenikmatan atau rangsangan seksual yang diperoleh dengan menyiksa pasangannya, semakin pasangannya kesakitan semakin terangsang.
Masokisme, berasal dari nama pengarang Leopold von Sacher-Masoch (1836-1895), yang  mendapatkan kepuasan seksual setelah mengalami rasa sakit dari siksaan fisik.
TRANSVESTISME, dikenal sebagai berpakaian lawan jenis (cross-dressing),  kepuasan emosional dan fisik diperoleh dari memakai pakaian lawan jenisnya.
INCEST. Hubungan intim antara kerabat dekat di mana perkawinan di antara mereka ditentang oleh hukum.

Dari pemetaan kecenderungan penyimpangan di atas, tampaknya gejala "mata ke ranjang" belum termasuk, dunia psikologi sepertinya belum membuat istilah patologisnya. Atau barangkali karena keterbatasan saya saja yang belum tahu....
Begitulah konteks pemaknaan yang sebenarnya dari mata ke ranjang.
jadi penulisan yang benar adalah mata ke ranjang, dan bukan mata keranjang, sudah beda makna itu.
(Agoeng Soelistijono)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar