Minggu, 04 Desember 2011

JEMUWAH WAGENAN

 
kumpulan jemuwah wagenan
kamis, 1 desember 2011
jam 20:00 wib
di pelataran jemuwah wagenan

diisi pentas monolog “PECERèN” oleh dwi riyanto
dan diskusi budaya
 



Kumpulan jemuwah wagenan merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh Komunitas Jemuwah Wage Gabus pada tiap malem jemuwah wage bersamaan dengan ritual barongan muteri (mengelilingi) pasar Gabus.
Kumpulan dilaksanakan dengan suasana santai sambil minum kopi atau teh dan makan jajanan seadanya, berdiskusi ngalor ngidul tentang seni dan budaya.
Topik bahasan diskusi yang diangkat tentang eksistensi dan kebanggaan atas budaya lokal yang mulai terdesak oleh budaya-budaya global. Satu hal yang pasti, pertentangan dan tarik-menarik yang terjadi antara budaya lokal dan global tersebut tak bisa dihindari, dan terus akan berlangsung, lalu bagaimana kita menyikapinya?
Dan kumpulan kali ini dipentaskan Monolog "PECERèN" oleh Dwi Riyanto dengan ilustrasi lagu oleh Gagego Musik Kampoeng.

photo posting : Anggit Tejo Sasongko

PECERèN adalah parit kecil yang berfungsi sebagai saluran pembuangan limbah keluarga
sekaligus saluran air hujan disekitar rumah.
Dalam perkembangan jaman karena kebutuhan akan rumah,
sering orang lupa untuk menyisakan tanahnya
guna difungsikan sebagai pecerèn.
Dan yang terjadi air limbah merambah ke tanah tetangga.
Hal tersebut akan menimbulkan pertengkaran.

Itulah tema monolog di komunitas jemuwah wagenan
desa Gabus - Pati - Jawa Tengah.
Sederhana..!!

Ilustrasi lagu "PECERèN" (Dirembug)
(Gagego Musik Kampoeng)
 
Bebarengan ayo dirembug perlune aja padu
ketemu karepe kebukak byak.. byak.. byak..
ayo padha ngguyu..
Ayo padha dikulinakna rembugan perkarane
aja karepe dhewe kebukak byak.. byak.. byak..
ayo padha ngguyu..
 
Pring sedhapur.. ing pinggir desa..
dadi tuladha.. kanggo para warga..
Ayo dulur.. sing padha akur..
aja dha tawur.. engko mundak ajur..
Iki ngono mung lelagon gegojegan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar