Sabtu, 03 Desember 2011

SEPIRIT BUDAYA

Pengertian secara umum tentang Budaya tidak bisa ditafsir secara material, sebab Budaya merupakan spirit dari masyarakat. Apalagi Budaya bukan sesuatu yang mati atau berhenti. Budaya akan selalu berputar sesuai perkembangan zaman. Kadang orang menjadi kaget dengan perkembangan sikap manusia (terutama pada masyarakat Indonesia) yang budayanya sangat dilandasi dengan nilai-nilai, etika, estetika dan adat-istiadat yang kuat.
Tetapi pada akhir-akhir ini Indonesia sedang mengalami fase yang tidak jelas. Itu terjadi karena pengaruh perkembangan politik, ekonomi dan komunikasi. Hal ini tampak sangat nyata dengan munculnya sikap pragmatis, materialistis dan konsumtif yang membabi buta. Tata nilai akhirnya menjadi sesuatu yang asing. Sementara waktu perkembangan negatifnya memang sulit dibendung. tetapi pada saatnya akan menuju ke normatif kembali. Ibarat COKROMANGGILINGAN.
Teknologi dan komunikasi sangat berpengaruh kuat. Dalam menerima dua hal tersebut, kita hanya berkutat pada sampahnya teknologi dan komunikasi belaka.. Bahwa hanya efek negatifnya saja yg dikembangkan. Karena kita sebenarnya gagap untuk menerima, sehingga memunculkan sikap kamuflase. Bangga dianggap maju, dan moderen. Sikap beginilah yang akan melunturkan tata nilai, etika dan estetika. Orang tidak punya pijakan kepribadian yang kuat.
PENDIDIKAN, Sistem Pendidikan juga malah ikut andil dalam terkikisnya jati diri anak bangsa. Dengan format standar internasional yang diadakan sendiri karena pada prinsipnya tidak ada standar seperti itu di dunia, menjadikan pelajar sangat terbebani dengan materi pelajaran. Anak belajar dari pagi hingga sore, hal ini akan mencipta sikap individual yang tinggi, dan mencipta sikap materialistis karena beban biaya pendidikan yang tinggi pula.
TRADISIONAL. Bagi kita yang mengkategorikan kesenian asli Indonesia masuk dalam kesenian tradisional adalah keliru besar. Nampaknya kita terlalu tidak percaya diri atau minderwaardeh dan berjiwa inlander. Sebab bentuk kesenian yang ada sudah terbentuk ratusan tahun yang lalu, dan seni tidak mengenal waktu. Memakai istilah tradisional artinya secara kejiwaan kita lemah dan tidak bangga dalam menegakkan diri sebagai bangsa untuk sejajar dengan bangsa lain.
(Dwi Riyanto)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar